Jumat, 02 Juli 2010

Si Raja Oloan

1. Berdasarkan pada tarombo kita dgn bilangan konstanta 1 generasi= 25 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa OMPUNTA MANULLANG diperkirakan hidup pada 500-600 tahun yang lalu atau pada kisaran mulai abad ke-15 (tahun 1400-an) sampai abad ke-16 (tahun 1500-an)


2. Masih juga berdasarkan pada tarombo tadi, maka dengan demikian SI RAJA BATAK hidup antara 800-900 tahun yang lalu atau mulai abad ke-11 (tahun 1200-an) sampai abad ke-12 (1300-an)

3. Pada sekitar tahun 1500an (awal abad ke-16)...kakek Sultan Iskandar Muda, yakni Sultan Alauddin Syah melakukan kampanyenya yg pertama dalam usaha penaklukan ke daerah SUMUT khususnya ke pusat tanah BATAK, namun mengalami kegagalan...(menurut MC RICKLEFS dalam buku sejarah indonesia modern)

4.Baru pada era Sultan Iskandar Muda (tahun 1600-an), pengaruh kesultanan Aceh masuk ke pusat tanah batak setelah berhasil menumbangkan atau memvasali kesultanan Deli di Sumatera TIMUR sampai Siak di RIAU...tanah batak tidak dianeksasi, namun diduga keras terjadi kesepakatan "kerjasama' antara raja-raja BATAK dgn Sultan Iskandar Muda
(menurut Sartono dan MC Ricklefs)

5. RAJA-RAJA DI TANAH BATAK bukanlah berstatus sosial seperti halnya status raja lazimnya pada suatu kerajaan...RAJA dalam sistem DALIHAN NA TOLU atau RAKUT SI TELU kalo di tanah KARO merupakan orang yg dihormati/dipertuan karena yg empunya HUTA/BIUS (bius merupakan sekumpulan HUTA) dan SAKTI/BIJAK alias Na Marbisuk...jadi dapat pula disimpulkan bahwa tidak ada kerajaan apa pun di tanah batak...Si Singamangaraja XII sendiri merupakan RAJA BIUS...yg dipandang SAKTI dan CAKAP memimpin sehingga diangkat rakyat BATAK secara beramai-2 waktu melawan penetrasi BELANDA pada pertengahan abad ke-19 yg lalu...
jadi banyak "kesalahan cetak" pada buku sejarah anak-anak kita yang menulis RAJA SISINGAMANGARAJA XII, RAJA KERAJAAN BATAK...
dan ini seharusnya perlu dikoreksi sedikit

6. Kembali ke asal-usul SI RAJA BATAK yg beragam teori...
maka kesimpulanku demikian:
saya lebih percaya pada salah satu TEORI yg menybtkan bahwa beliau merupakan pejabat yg melarikan diri dari pusat kekuasaan Sriwijaya yg terletak di sumatera bagian selatan...dalil saya begini: dengan mencocokkan perkiraan masa hidupnya itu dgn huru-hara yang menimpa ibukota kerajaan akibat SERANGAN DARI KERAJAAN CHOLA DI INDIA SELATAN SAMPAI 3
KALI terhadap SRIWIJAYA yg tercatat dalam sejarah secara resmi pada kisaran abad ke 11-12, dgn ditambah kemungkinan faktor terjadinya penurunan aktifitas ekonomi dr faktor gangguan alam sperti gempa dan naiknya tanah ke permukaan laut...maka akhirnya beliau memilih PUSUK BUHIT yg sulit sekali dijangkau oleh musuh pada saat itu SEBAGAI TEMPAT BERMUKIM YANG BARU dan DIPANDANG SANGAT BAIK pada saat itu...PUSUK BUHIT SECARA GEOGRAFIS DAN TOPOGRAFIS MERUPAKAN DAERAH PUNCAK BUKIT YG SANGAT BAIK UNTUK MENYEMBUNYIKAN DAN MENGEMBANGKAN DIRI pada saat itu...

Sumber : http://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=47746389478&topic=9634


Anak dari Naisuanon/Tuan Sorba Dibanua ada 4 yaitu :
1. Sibagot ni Pohan (Tuan Sihubil, Tuan Dibangarna, Tuan Somanimbil dan Sonak Malela).
2. Sipaet Tua (Pangulu Ponggok, Partano Nai Borngin dan Pardungdang/Ompu Raja Laguboti).
3. Silahi Sabungan.
4. Si Raja Oloan.


Si Raja Oloan memiliki 2 istri yaitu : Nai Jabaon boru Limbong dan boru Pasaribu.

Dari istri pertama (Nai Jabaon br. Limbong) ini lahirlah dua anak bernama Si Ganjang Ulu (Naibaho) dan Si Godang Ulu (Sihotang). Kedua anak Si Raja Oloan ini memiliki kelainan dikepalanya. Naibaho memiliki kepala yang panjang makanya disebut Si Ganjang Ulu dan Sihotang memiliki kepala yang besar makanya disebut Si Godang Ulu.

Pada saat keduanya sudah besar/dewasa, malu lah orang tuanya akan kelainan kedua anaknya ini. Maka jika ada pesta yang diadakan di rumahnya, disembunyikanlah Si Godang Ulu ke hutan rotan, itulah maka sampai sekarang Si Godang Ulu disebut juga Sihotang yang berarti Rotan (tanaman Rotan). Sedangkan anak Si Raja Oloan dari istri ke dua (boru Pasaribu) adalah Bangkara, Sinambela, Sihite dan Simanullang.

Berikut urutan Marga-Marga Si Raja Oloan dari yang sulung sampai bungsu:
1. NAIBAHO/Si Ganjang Ulu
Marga Naibaho sendiri ada 5 bagian yaitu : Naibaho Siahaan, Naibaho Sitakkarain, Naibaho Sidauruk, Naibaho Huta Parik, dan Naibaho Siagian.

Sedangkan Marga Sitindaon adalah hasil perkawinan (kecelakaan) antara sesama Naibaho Siahaan sendiri.

Ada beberapa Marga Naibaho yang merantau ke daerah Karo dan Dairi/Pakpak antara lain: Porhas Japjap, Sitolpak Gading: Ujung, Angkat, Bintang, Gaja Diri, Gaja Manik, Sikamo (Sinamo), Capa (Sapa).

2. SIHOTANG/Si Godang Ulu
Marga Sihotang sendiri ada 7 bagian yaitu : Sihotang Sidardabuan (di Sidikalang disebut Sihotang Manik/Sumbul Parongil), Sihotang Sorganimusu, Sihotang Sitorbandolok (di Karo disebut Sitepu, Sinubulan, Batu Nangkar, Bukit), Sihotang Sirandos, Sihotang Simarsoit, Sihotang Raja Tunggal Hasugian (Di Karo disebut Sinulingga, Kaban, Surabakti, Kacaribu), dan Sihotang Lumban Batu (Di Karo disebut Sinuraya, Sinuaji).

3. BANGKARA
Marga Bangkara sendiri ada 3 bagian yaitu: Bangkara Dolok, Bangkara Tonga, dan Bangkara Toruan.

4. SINAMBELA
Marga Sinambela sendiri ada 3 bagian yaitu: Sinambela Raja Pareme, Sinambela Tuan Nabolas, dan Sinambela Bonani Onan.


5. SIHITE
Marga Sihite sendiri ada 3 bagian yaitu: Sihite Pande Raja, Sihite Siguru Tohuk, dan Sihite Siguru Leang.

Marga Siteang sebenarnya juga masuk Sihite tapi saya tak tahu asal usulnya darimana.

6. SIMANULLANG
Marga Simanullang sendiri ada 3 bagian yaitu: Simanullang Lumban Nahukkup, Simanullang Lumban Ri, dan Simanullang Lumban Nalom.